FPIK?

Supporting Course
Mendaftar Organisasi

Setelah dua kali memposting tentang pelajaran saya yang kemarin, kali ini saya tidak ada memposting apa yang saya pelajari hari ini, karena sekarang masih pagi dan saya belum pergi untuk kuliah. Saya sekarang mendapatkan sebuah tantangan ketika mengikuti sebuah oprec dalam daftar bem fakultas. karena saya rencananya hanya ingin aktif disini, sekaligus promosi kali aja ada pembaca-pembaca awal yang singgah hehehe.

Tantangannya itu membuat sebuah tulisan tentang masalah sosial lingkungan di wilayah fakultas gua sekarang, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan atau yang sering disingkat FPIK, dan solusi konkrit untuk mengatasinya. Baiklah sebelum meluncur langsung untuk membuat tulisan tersebut, karena saya belum pernah membahas tentang fakultas saya disini, dan karena saya buat blog ini untuk kalian, jadi kalian akan terlebih dulu saya beri tahu.

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, sesuai namanya menaungi beberapa jurusan yang bergerak di bidang perikanan dan juga kelautan. Dulunya FPIK memiliki 6 departemen yang satu sama lainnya saling terkait, namun sekarang hanya tersisa 5 departemen meskipun masih tetap berhubungan. Ada departemen yang tugasnya sebagai explorasi, ada yang tugasnya untuk menangkap ikan di laut, ada yang tugasnya untuk membudidayakan ikan, ada yang tugasnya menjaga alam perairan, ada yang tugasnya mengolah hasil perikanan setelah panen. Semuanya saling terkait hanya pemasaran hasil perikanan yang dulu ada kini telah tiada.


Berbicara tentang sosial lingkungan terdapat dua hal, sosial dan lingkungan. Sosial menurut dari KBBI memiliki arti berkenaan dengan masyarakat, berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat. Sedang masyarakat sendiri dari sumber yang sama berarti sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Ah, nyesel gue make kbbi, gua malah jadi lebih pusing. Tapi sejauh yang gua tangkep, jadi sosial ini yang ada hubungannya dengan suatu komunitas masyarakat yang kebudayaannya sama. Tapi gua yakin bukan itu maksud utamanya. Antara masyarakat sekitar kampus ataupun orang-orang yang berkuliah di fakultas gua sebenarnya kedua-duanya bisa dijadikan sebagai suatu masyarakat. Tapi gua merasa kita masih harus untuk memperbaiki masyarakat dalam kampus sebelum terjun ke masyarakat, tapi kan ada yang namanya psdm. ah jadi pusing lagi kan gua.

Ya udah karena udah sampai situ, gua bikin sebuah saran aja tentang hal yang gua resahin, ngga peduli itu sosial masyarakat ataupun psdm :). Jadi salah satu hal yang membuat gua ingin masuk ke bem fakultas adalah gua ingin membangun masyarakat FPIK, ingin membangun mahasiswa FPIK. Dengan apa? Jadi gini, sebenernya dari dulu emang membaca adalah salah satu titik yang membuat kebudayaan melaju semakin cepat. Hal ini dimulai dari ditemukannya aksara yang kemudian bisa membuat pertanian dapat menyebar dengan cepat. Artinya apa? orang yang menguasai aksara adalah orang yang akan membawa perubahan. Bukan orang-orang yang aktif membuat postingan instagram biar dia dikenal dan mendapatkan pengakuan dari masyarakat, itu sama sekali menurut saya bukan hal yang dikerjakan oleh orang-orang jaman dahulu yang berhasil memajukan zaman.

Masalah lain yang saya temui adalah begitu mahalnya bagi kita apabila ingin membeli buku-buku berkualitas. Sebuah buku dibuat untuk sekali baca, dan setelah itu akan kita simpan. Untuk harga seperti itu menurut saya masih terlalu tinggi. Saya sebenarnya terinspirasi dari perpustakaan kata kerja yang dibangun oleh M Aan Mansyur, Salah satu penulis indonesia yang merupakan penggubah puisi rangga dalam AADC 2. Katanya perpustakaan bukan hanya tempat untuk membaca buku, tidak sesimpel itu. Perpustakaan adalah tempat untuk membangun manusia. Itulah yang membuat saya ingin membuat perpustakaan komunitas mahasiswa, bukan hanya di FPIK, tapi juga di IPB.

Saya sebelumnya juga ingin berterima kasih kepada kawan-kawan sinestesia.id karena telah berani untuk memulai duluan. Kenapa ngga daftar sinestesia.id aja? Ada banyak hal yang menurut saya lebih mudah diubah ketika kita mendapat jabatan ketimbang tidak memiliki jabatan.

Kemudian di bidang lingkungan, apa yang saya resahkan? Sebenarnya hal yang saya resahkan adalah keresahan kita bersama. Saya pernah membuat sebuah survey online dimana 50 orang mengisi survey tersebut mengatakan sampah plastik adalah masalah yang genting. Semua orang mungkin telah setuju dengan hal tersebut, tapi apakah kita benar-benar peduli? Alasan lain yang membuat saya ingin bergabung dengan kawan-kawan BEM adalah karena saya pernah mencoba untuk membuat suatu gerakan, Sup(ff)er Team namanya, tapi salah satu kendala yang saya miliki adalah keterbatasan dari penyebaran informasi tersebut. Sup(ff)er team inilah yang ingin saya bawa ke BEM FPIK.

Sup(ff)er Team ini sendiri merupakan sebuah team yang bertugas untuk mempermudah mahasiswa-mahasiswa yang telah membawa tumbler untuk mendapatkan stasiun pengisian air dengan mudah di FPIK. tugas lainnya ialah mengajak teman-teman yang masih menggunakan air botol mineral untuk juga menggunakan tumbler. Itu adalah tujuan jangka pendeknya. Tujuan jangka panjangnya adalah membuat suatu sistem pemasaran penjualan air yang tidak lagi menggunakan plastik sebagai wadah bagi air mineral. Karena saya telah gagal dalam percobaan pertama, maka saya akan mencoba untuk yang kedua kalinya.

Mungkin itu saja yang ingin sampaikan, karena ada format yang mengharuskan memakai #SiapMendekapFPIK maka dari itu saya akhirnya menggunakannya. Terima kasih :)

Komentar

Postingan Populer