Ikan, mahluk yang mubazir

Mikroba dan Teknologi Bioflok
Dasar-Dasar Mikrobiologi Akuatik

Gini guys, gua baru aja beli es krim. Namun es krim tersebut jatuh ke tanah. Lalu gua ambil dan bersihinnya dari pasir-pasir yang nempel. Tapi ketika gua pingin memakan es krim tersebut temen-temen gua menghentikan gua. Kenapa? padahal kan es krim itu udah ngga ada pasir-pasirnya. Ya, kalian benar di dalamnya terdapat bakteri-bakteri yang tidak terlihat yang dapat membuat saya sakit. Itulah yang akan kita pelajari dalam mikrobiologi akuatik, tentunya dalam lingkup akuatik.
Pertanyaannya, selanjutnya adalah bagaimana cara kita mempelajari hal yang tidak dapat terlihat. Jika kita ingin melihat mahluk halus, ada mitos bahwa kita cukup membuka mata batin kita, ataupun dengan mencukur bulu alis. Tapi apakah ini juga berlaku pada mikroba? Tentu tidak. Yang harus dicukur adalah bulu ketiak. Maaf, maksudnya yang kita perlukan hanyalah mikroskop.

Namun ada beberapa kekurangan dari mikroskop, selain karena tidak dapat ditempel di mata sebagaimana kita menggunakan kacamata. Ia juga membutuhkan banyak cahaya agar dapat menampilkan bakteri dan mikroba. Oleh karena itu, hal yang pertama dalam mikrobiologi adalah selalu berada dalam keadaan aseptik atau bersih dari mikroba yang tidak diinginkan.

Kembali ke topik utama yang ingin kita bahas adalah tentang teknologi memanfaatkan mikroba dan juga bioflok. Salah satu hal yang menjadi masalah dalam akuakuktur adalah limbah dari pakan ikan dan juga dari metabolisme ikan. Hal ini seperti membayangkan seseorang yang hidup, bekerja dan buang air di satu ruangan. Betapa joroknya ikan tersebut, meskipun ini tidak jauh berbeda dengan tahanan jaman dahulu yang telah lebih dulu melakukannya.

Apakah anda dapat hidup dalam keadaan seperti itu? Saya rasa tidak. Begitupun dengan ikan, ketika ia telah mencapai titik maksimumnya untuk hidup di wadah tersebut maka suatu saat ia juga akan mati. Salah satu usaha yang sering dilakukan ialah mengganti air daripada akuarium tersebut. Tapi apakah hal tersebut membuat kotoran tadi hilang? Yah benar, sebagian besar hilang namun masih ada yang tersisa dan menggangu perairan umum. Itulah yang menjadi awal mula dicarinya suatu cara mengatasi masalah kejorokan ikan dan petaninya ini.

Dalam sisa pakan ikan, hasil metabolisme ikan dan juga dalam feses ikan terdapat nitrogen yang melimpah. Tapi taukah anda bahwa ikan menyisakan lebih dari setengah pakan yang diberikan kepadanya. Hal ini juga yang membuat limbah budidaya dari ikan sangat banyak. Hal inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh teknologi bioflok untuk  memanfaatkan nitrogen ini dan menghasilkan makanan tambahan untuk ikan, guna mengurangi pakan yang harus diberikan kepada ikan selain mengurangi pencemaran oleh nitrogen ini.

Sebelum itu kita ingin membahas tentang apa itu flok. Dalam pengertiannya di banyak literatur, flok merupakan suspensi yang terbentuk di dalam air. Suspensi ini merupakan kumpulan dari bakteri-bakteri untuk membentuk koloni.

Mengapa bakteri membentuk flok? Pertanyaan ini mengingatkan saya tentang pertanyaan yang hampir serupa dalam buku guns,germs, & steel (bedil, kuman, & baja) karya jared diamond. Mengapa manusia membentuk masyarakat?  Jika kita ingin menilik lebih jauh sebenarnya manusia tidaklah berbeda jauh dengan bakteri ataupun mikroorganisme lainnya. Ya benar, jawaban pertanyaan sebelumnya adalah agar mudah mendapatkan makanan, menghindari serangan predator, dan menghindari terkena bencana dalam hal ini terbawa oleh arus. Flok inilah yang kemudian dimanfaatkan untuk dijadikan makanan dengan memberikannya carbon yang cukup agar mampu berasimilasi dengan nitrogen yang melimpah da membentuk makanan untuk ikan dalam bentuk biomassa bakteri.

Dalam masa depan, bioflok dapat digadang-gadang sebagai salah satu solusi budidaya yang ramah lingkungan dan berkelanjutan juga menguntungkan.


Mungkin segitu saja, terima kasih :)

Komentar

Postingan Populer